^Wajah pendidikanku^

WAJAH PENDIDIKANKU
“DEO (AHONG)”
Pendidikan merupakan upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan batin), pikiran (intelek), emosional dan kemanusiaan dari manusia, sesuai dengan filosofi pendidikan yaitu memanusiakan manusia. Paulo freire mengatakan pendidikan merupakan usaha untuk membebaskan manusia.  manusia sejati dalam dunia pendidikan yaitu untuk menjadi pelaku yang sadar, yang bertindak mengatasi dunia serta realitas yang menindas atau mungkin menindasnya. Mengenai hal itu, jika dalam pendidikan ada subject antara guru dan peserta didik, maka peserta didik yang sedang menempuh proses pembelajaran diharapkan menjadi pelaku yang sadar atas apa saja yang diperbuatnya. Ini hanya akan ada lewat keterlibatan dunia dengan sesuatu yang harus digeluti secara kritis oleh setiap manusia. Sehingga mampu menjadi subject yang sadar, dan kemudian mampu mengubahnya dan bukan hanya menafsirkannya.
Melihat pendidikan di era sekarang atau sering disebut era kekinian, pendidikan sudah tidak lagi sesuai dengan filosofinya bahkan pendidikan di era sekarang sudah tidak layak lagi sebagai  wadah untuk mengekspresikin diri. Pendidikan di negeri ini semakin hari semakin bertambah rumit permasalahannya. Permasalahan yang satu belum selesai timbul lagi permasalahan yang lain.
Wajah pendidikan yang telah berjalan selama ini, mengisyaratkan telah terjadi penindasan pada peserta didik, dimana eksploitasi dan pemaksaan kehendak guru dalam proses belajar mengajar masih mendominasi. Sehingga peserta didik mau atau tidak mau, suka atau tidak suka harus menerima dan menjalani pendidikan yang diberikan oleh sang pendidik atau lembaga pendidikan yang diikutinya.
Dalam pendidikan di era sekarang guru merupakan subyek yang memiliki pengetahuan yang diisikan kepada murid. Murid adalah wadah atau suatu tempat deposit belaka. Dalam proses belajar itu murid hanya sebagai objek belaka. Sangat jelas dalam pendidikan semacam itu tidak terjadi komunikasi yang sebenarnya antara guru dan murid..
Sistem pendidikan yang semacam ini sangatlah tidak memerdekakan manusia, murid hanya menjadi pendengar dari setiap dalil-dalil yang keluar dari sang guru, guru selalu bertindak, sedangkan murid harus memikirkan apa yang harus dilakukan agar sesuai dengan perintah guru tersebut, guru membuat aturan, murid harus mengikutin sebuah aturan yang dibuat oleh sang guru. Praktik pendidikan semacam itu mencerminkan penindasan yang terjadi pada manusia sekaligus memperkuat struktur-struktur yang menindas.
Padahal tujuan utama dari pendidikan adalah membuka mata murid guna menyadari realitas ketertindasannya untuk kemudian bertindak melakukan transformasi sosial. Kegiatan untuk menyadarkan murid tentang realita ketertindasannya ini ia sebut sebagai konsientasi. Konsientasi adalah pemahaman mengenai keadaan nyata yang sedang dialami murid.

Komentar

Postingan Populer